BANTAENG --- Warga Bantaeng tampak antusias menyambut piala Adipura kesembilan, Senin, 19 Maret 2023. Penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup untuk daerah ini diarak keliling kota Kabupaten Bantaeng. Ratusan warga mengantar piala ini, mereka start dari Rest Area Bissappu dan finis di Lapangan Pantai Seruni, Bantaeng.
Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin menyebut, piala adipura kesembilan ini adalah sebuah kehormatan untuk masyarakat Bantaeng. Oleh karena itu, kata dia, kehormatan ini akan senantiasa selalu dijaga agar bisa dipertahankan dan terus diraih di tahun mendatang.
"Ini (Piala Adipura) adalah kehormatan yang setiap tahun kita jaga dan kembali kita hadirkan di tempat ini," kata dia.
Baca Juga : Ilham-Kanita Unggul Telak di Debat Pertama Pilkada Bantaeng
Ilham Azikin menyebut, piala Adipura ini adalah bagian dari tata kelola kebersihan yang menjadi bagian penting masyarakat Bantaeng. Ada berbagai indikator penting, sehingga Bantaeng menjadi pembeda untuk daerah lain di Sulsel. Salah satunya adalah program kampung iklim (Proklim) yang didalamnya tertuang mitigasi lingkungan.
"Salah satu program iklim terbaik di Bantaeng itu ada di Desa Bonto Jai, Kecamatan Bissappu. Program iklim ini salah satunya adalah mitigasi lingkungan. Dessa Bonto Jai ini adalah salah satu desa terbaik di Sulsel soal mitigasi lingkungan," kata dia.
Oleh karena itu, dia menambahkan, program kampung iklim yang ada di Desa Bonto Jai agar dapat direplikasi di semua desa yang ada di Bantaeng. Dia berharap, desa Bonto Jai dapat memberikan motivasi untuk desa-desa lainnya yanga ada di Bantaeng.
Baca Juga : Ilham Azikin Paparkan Program Kuliah Gratis ke Gen Z Bantaeng
"Segala sesuatu yang baik, kita akan bergandengan tangan untuk menghadirkan (kebaikan) itu," kata Ilham Azikin.
Dia juga menambahkan, pemerintah Kabupaten Bantaeng juga akan terus melibatkan dan mengaktifkan keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Dia menyebut, Perda nomor 3 tahun 2022 tentang pengelolaan lingkungan akan menjadi salah satu regulasi yang akan mendorong pelibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan.
"Piala ini hadir karena pelibatan masyarakat Bantaeng yang senantiasa mau menjaga kehormatannya agar piala ini dapat terus bertahan di Bantaeng," kata dia.
Baca Juga : Tetangga Sahabuddin Deklarasikan Dukungan ke Ilham Azikin-Kanita
Ilham Azikin juga memberikan apresiasi terhadap seluruh elemen yang mendukung kepedulian lingkungan di Bantaeng. Mulai dari masyarakat, petugas tenaga kebersihan, dan para pimpinan OPD serta Forkopimda.
"Terkhusus untuk para petugas kebersihan. Hormat dan terimakasih dari saya, karena telah bekerja keras menjaga kehormatan untuk masyarakat Bantaeng," jelas dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantaeng, Nasir Awing mengatakan, program kampung iklim ini akan terus dilaksanakan di seluruh desa yang ada di Bantaeng. Dia menyebut, ada beberapa hal yang menjadi indikator penilaian. Salah satunya adalah program kampung iklim.
Baca Juga : Ilham - Kanita Dapat Nomor Urut Dua: Simbol Keseimbangan
"Berkat program kampung iklim ini, kita mendapat nilai yang baik," kata dia.
Dia menambahkan, poin penting lainnya adalah terkait dengan kinerja pemerintah dalam memberdayakan masyarakat akan pentingnya kebersihan daerah. Selain itu, juga terkait dengan kinerja petugas kebersihan dan kinerja Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Penilaian 2022 ini berbasis data. Kami rasakan betul seperti apa ketatnya verifikasi data dari kementerian lingkungan hidup," kata dia.
Baca Juga : Karaeng Joni Dukung Ilham Azikin di Pilkada Bantaeng
Pelibatan Kelompok Wanita
Kepala Desa Bonto Jai, Alimuddin mengucapkan terimakasih atas dukungan pemerintah Kabupaten Bantaeng sehingga desa Bonto Jai menjadi desa dengan proklim terbaik.
Dia mengatakan, ada beberapa program di Desa Bonto Jai yang mendorong lahirnya mitigasi lingkungan di daerah itu. Salah satunya adalah pelibatan kelompok-kelompok wanita dalam pengelolaan lingkungan.
Baca Juga : Karaeng Joni Dukung Ilham Azikin di Pilkada Bantaeng
"Kita berusaha agar ada kelompok-kelompok wanita yang mendorong terciptanya kesadaran lingkungan," kata dia.
Dia mencontohkan, Desa Bonto Jai yang sebagian besar merupakan daerah pesisir pantai ini banyak melibatkan kelompok wanita tani (KWT). Kelompok-kelompok ini mengelola pekarangan mereka menjadi kebun yang asri dan bermanfaat.
"Mereka ini salah satunya yang berusaha untuk menjaga dan melindungi pekarangan mereka masing-masing," jelas dia.